Friday, July 7, 2017

MENGENAL LEBIH DALAM TENTANG SENSOR O2, PENGARUNYA TERHADAP MOTOR???

 
Oke pembaca setia blog xriderindonesia, kali ini saya akan membahas salah satu komponen sensor yang berada di motor x-ride, komponen yang akan saya bahas adalah Sensor O2 atau di kenal juga dengan nama Air Fuel Ratio Sensor yaitu sensor yang mengatur Suplay Bahan Bakar dan campuran udara ke mesin , kenapa saya bahas komponen ini??? yup karena ternyata sensor satu ini fungsinya lumayan "vital" mempengaruhi kinerja mesin kita loh. selain belajar dari pengalaman juga hasil baca baca artikel dalam dan luar negeri dan di dapatlah satu pemikiran saya ya mungkin sama juga sama orang lain tentang sensor O2 ini yang nantinya berhubungan pada seting CO dll nya. yuk simak dulu penjelasan tentang sensor O2

pertama tama kita pelajari mekanisme sensor O2

Sensor O2 bekerja dengan membaca kadar oksigen yang terkandung dalam gas buang, memberi informasi kepada ECU (Electronic Control Unit) untuk mengatur debit BBM yang diinjeksikan/disemprotkan dari Inejctor kedalam ruang bakar supaya gas buang masih sesuai dengan peraturan yang ditetapkan (Aturan EURO 3 dan sebagainya).
Mekanisme O2 Sensor :
  • Sensor O2 akan membandingkan jumlah O2 dari sisa pembakaran dengan O2 udara luar.
  • Selanjutnya hasil perbandingan O2 ini di konversikan oleh ZrO2 (Zirconia electrolyte) menjadi arus listrik.
  • Arus listrik inilah yang akan di kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.
Dari reaksi kimia di atas akan menghasilkan Tegangan listrik tenagangan yang di hasilkan berkisar dari 0-1Volt , ketika sensor O2 membaca hasil pembakaran yang menghasilkan voltase di bawah 0,5 Volt (campuran terlalu miskin/kering) atau di atas 0,5 Volt (campuran terlalu kaya/basah), nah tengangan ini lah yang akan dikirimkan oleh sensor O2 ke ECU sebagai hasil dari pembakaran di ruang bakar pada mesin, kemudian ECU akan memerintahkan Injector untuk mengurangi/menambah debi semprotan bahan bakar ke mesin sampai mendapatkan hasil pembakaran yang Ideal/sempurna (AFR yang ideal (tepatnya di 14,7)).sehingga emisi gas buangnya menjadi ramah lingkungan. 

oke Sekarang kita masuk keranah yang terkait dengan sensor O2 baik menambah Resistor, Seting CO dll nya.

coba simak dan telaah kembali dengan seksama dari pernyataan di atas yang di bold, kira kira ada hubungannya ga dengan pemasangan/penambahan Resistor di Sensor O2 atau klo di luar negeri sana di bilang bypass sensor O2 sekedar informasi yah untuk penambahn resistor O2 udah sejak lama ada loh bahkan sebelum rame di dunia per X-ride an, tapi buat di luar negeri banyak pengaplikasian ke sensor mobil, ga percaya silahkan buka Google biar nambah wawasan,. 
oke kita balik lagi membahas tegangan yang di hasilkan sensor O2 td, Sensor O2 menghasilkan tengangan, 0.5volt campuran terlalu kering lebih sedangkan di atas 0.5volt campuran akan basah, nah dengan menambah resitor pada sensor O2 maka akan merubah tegangan yang akan di hasilkan Sensor O2 sehingga akan membuat setingan menjadi rich/basah, dengan batas toleransi tertentu sesuai kebutuhan mesin berapa ohm resistor yang di butuhkannya, makanya ketika kita menambah resistor di sensor O2 maka tenaga motor pun berubah kan karena setingan menjadi rich/basah. dan tidak akan pernah lagi di temukan kasus kekeringan di mesin karena sensor udah dimanipulasi untuk menhasilkan tenggangan tertentu. maksudnya begini dalam kondisi normal si sensor O2 akan mengatur tengangan 0-1volt, maka akan kita jumpai dimotor standar/bore upan seting kekeringan karena mungkin saja sensornya hanya memberikan tengangan di bawah 0.5 volt sehingga setingan menjadi kekeringan/miskin bahan bakar, tapi dengan penambahan resistor ini maka tegangan minimal yang dihasilkan adalah 0.5volt, maka dari itu setingan motor tidak akan kekeringan karena tegangan sudah di jaga segitu, terus banyak kasus juga setelah pemasangan resistor ko malah boros bensin??? jelas saja karena setingan semakin kaya maka debit bahan bakar pun yang di butuhkan semakin banyak. dan bagaimana dengan kasus setelah beberapa lama pakai resistor terus lampu MIL nyala kode 24x nah berarti itu resistor putus akibat tegangan yang melewati resistor tersebut berada diatas ambang toleransi dari resistor tersebut. dan seudah putus resistornya tarikan motor bakal ga enak, ya jelas karena ecu ga menerima sinyal dari sensor O2 dan ECU jadi bingung harus berapa nih debit bahan bakar yang harus di semprotin banyak/sedikit dan ga berapa lama motor pun bakal mati, kalau ke BERES pasti suruh ganti, tapi cukup dengan mengganti resistor masalah bisa hilang. terkecuali sensor mengalami Sort yang memabuat sensor rusak, bisa sih di cek rusak apa engganya pake AVO meter, klo masih ada tegangannya berati sensor masih bagus klo engga berarti udah rusak, caranya tingga buka youtube aja banyak ko video nya. 

Terus bagaimana pengaruh O2 dengan setingan CO, apakah masih harus seting CO? terus berapa idealnya setingan CO? 
nah klo ini pertanyaan yang sering saya terima dari orang orang, berapa sih setinga CO yang pas buat motornya, tapi sebelum ngebahas setingan CO mari kita bahas dulu apakah setingan CO itu perlu dilakukan? sebenernya seting CO "tidak perlu" dilakukan karena konsumsi bahan bakar udah di atur oleh sensor O2 tadi jadi konsumsi bahan bakar akan tetap dalam kondisi ideal kalau motornya masih standaran, tapi buat motor yang udah melakukan ubahan alias engga standar lagi baik di knalpot,  busi racing,koil atau pun di mesin naik CC maka perlu di lakukan CO, karena sudah pasti dengan adanya perbuhan tersebut akan merubah juga kualitas gas buang yang dihasilkan yang akan mempengaruhi juga kinerja ECU, sebagai contoh perubahan kecil dengan mengganti Knalpot tanpa perubahan seting CO maka setingan motor akan kering dan mesin akan cepat panas, dengan penambahan setingan CO maka setingan debit bahan bakar akan diubah menjadi rich/basah range penambahannya tergantung tipe knalpot toreansi yang enak dari 3-5 saja untuk mesin standar tp ga menutup kemungkinan akan lebih tergantung kondisi mesin juga, wohh ternyata ribet juga ya??? engga ko klo kita pelajari akan mudah semuanya termasuk bakal ketemu setingan yang enaknya. Setingan CO ini akan memerintahkan ECU menyuplai lebih banyak lebih banyak lah ko bisa??? kan CO itu karbon monoksida ya karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen,  iya iya kan nantinya berhubungan lagi sama sensor O2 dimana penambahan CO ini maka akan memberikan tegangan berbeda di sensor, balik lagi ke mekanisme kerja dari O2
  • Sensor O2 akan membandingkan jumlah O2 dari sisa pembakaran dengan O2 udara luar.
  • Selanjutnya hasil perbandingan O2 ini di konversikan oleh ZrO2 (Zirconia electrolyte) menjadi arus listrik.
  • Arus listrik inilah yang akan di kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.
jadi dengan penambahan setingan CO maka akan merubah perbadingan O2 yang ada di udara luar dan sisa pembakaran, di dalam ECU sudah di atur Algoritma pemogramanya untuk hal ini. dengan penambahan CO maka Setingan motor akan berubah juga. dengan penambahan 1 setingan CO maka debit bahan bakar bertambah juga 0,05 cc dan selanjutnya. Sedangkan kalau dikurangi maka akan berkurang 0,05 cc, maka dari itu setingan CO berlebih atau settingan minus pun bisa berakibat mungkin tarikan agak enteng tapi tidak bertenaga, serta mesin panas. Seting CO itu tergantung motor, spek motor, tidak semua motor penambahan CO  nya sama menghasilakan tenaga yang sama loh.  karena akan tetap di pengaruhi kondisi kondisi yang udah saya jelas kan sebelumnya, 

tapi sah sah saja mau nambahin setinga CO berapa pun sesuai dengan Kebutuhan mesin. sampai ketemu setingan terenaknya, klo menurut temen saya yang seorang mekanik handal dan banyak ngoprek motor jadi kenceng katanya sih Setingan CO ga Pengaruh banyak juga  mau nambahin CO tinggi pun ECU bakal nyesuain lagi sesuai dengan kondisi mesin, tapi "ini hanya dalam kondisi tertentu". saya juga masih sering ko seting2 CO yang pas 

tapi tapi tapi setelah saya melakukan penggantian Sensor O2 ada perubahan nya loh setingan Co digedein malah ga enak padahal setingan segitu sebelum ganti Sensor Enak loh , penasaran??? ada ko postingan khusunya mengenai ini,

terus bagaimana dengan motor sekarang yang konon katanya ga bisa di seting CO nya kaya MIO M3 atau AEROX 155 VVA, kebetulan saya punya kedua motor tersebut. kalau ini lain soal dan ga perlu takut karena generasi ECU nya sudah lebih canggih lagi sensor O2 pun sudah lebih bagus lagi sehingga kebutuahn bahan bakar akan di sesuaikan dengan kebutuhan Mesin. wah enak donk, hal ini pun sama bisa kita temui kalau kita udah pake ECU racing di X-Ride g bakal repot lagi di pusingkan dengan Setingan CO. 

 masih mau lanjut??? bakal panjang banget ini tapi silahkan lanjut buat nambah wawasan.

Pembacaan Sensor O2 juga dipengaruh  kondisi lingkungan (Kualitas udara sekitar), makanya sering dirasain kan bedanya pas motor yang biasanya dari satu daerah ke daerah lainnya berbeda, contoh deh yang saya rasain begitu di jakarta motor enak banget tarikannya tp klo pulang ke sukabumi malah ga enak, dan ngecek kondisi busi pun lebih kering, nah kalau di sukabumi biasanya motor suka minta tambah setingannya tuh buat motor saya rx-robo minta di seting di angka 13 baru enak klo balik ke jakarta balikin ke 10 lagi, karena perbadaan kondisi udara maka akan berbeda juga. ingat balik lagi ke mekanisme kerja Sensor O2 yah mengenai hal ini.

terus ada hubunganya ga dengan penambahan alat tertentu dengan yang di tempel yang fungsinya memperbaiki udara masuk, SORRY GA NYEBUT MEREK GA IKLAN, nah dengan pemambahan barang tersbut dipercaya memperbaiki kualitas udara yang masuk singga merubah tenaga motor, wellss mungkin bener karena kualitas udara yang masuk akan mempengharuhi kinerja sensor O2 tersebut dan balik lagi ke mekanisme kinerja sensor untuk hal ini, pengaruhnya.

Dan apa pengaruh dari Jenis Bahan Bakar yang di gunakan??? kualitas bahan bakar juga berpeengaruh bukan perkara di oktan saja tapi kualitas nya pun pengaruh, hal ini berkaitan dari gas buat yang di hasilkan dari sisa pembakaran, bahan bakar dengan kualitas buruk akan menghasilkan karbon yang dapat menutup/mengotori sensor O2 sehingga tenaga menjadi berkurang, jadi semakin bagus bahan bakar nya akan semakin enak juga tenaganya dan dan cepat mengotori sensor O2.

Bagaimana Ciri-ciri jika sensor O2 Rusak?
  • Biasanya di tandai dengan lampu MIL menyala 24x (2 Panjang dan 4 Pendek), dan pada saat dipakai jalan lampu MIL manteng terus nyala, biasanya kan klo manteng terus nyala MIL nya kabel speedo putus tapi jika speedo meter tetep jalan berarti ada kemungkinan Sensor O2 bermasalah.
  • Motor Cepet panas dan Mati Mendadak, ini disebabkan pasokan debit bahan bakar yang masuk ke mesin ga sesuai terlalu irit sehingga membuat mesin cepat panas, klo terlalu panas motor akan mati sendiri karena ada Sensor Suhu nya, yang lebih parah bisa rusak tuh mesin akibat kepanasan dan dipaksain terus.
  • Konsumsi Bahan Bakar menjadi lebih boros, yah yah yah itu udah pasti karena debit bahan bakar ga teratur jadi bisa teralalu boros juga setingannya.  
  • Tenaga Motor Berkurang, udah pasti nih tenaga motor berkurang karena suplay bahan bakar ga bener.
Tapi tenang aja ko sensor ini termasuk awet ko ga bakal cepet rusak, alias awet wlpn di pake bertahun tahun, tapi yah perlu juga perawatan terlebih klo bahan bakar yang di gunakan ga bagus ,

Apakah bisa sensor O2 ini diperbaiki?
Kalau baca dan tonton Videonya di luar negeri sih bisa di Benerin dengan cara Bypass dengan menggunakan Resistor dengan ukuran tertentu, tapi saya sendiri belum pernah coba, karena dalam vide tersebut mereka punya alatnya khusus buat ukur grafik dari sensor O2, tapi kebanyakan bilang sensor O2 rusak ya udah rusak aja ga bisa diperbaiki lagi contoh kasus punya saya ada kerusakan di fisiknya jd ga bisa di benerin,, (ntar ada postingannya sendir yah,hihihi)

Apakah Sensor O2 bisa di Bersihkan, dan Bagaimana Perawatannya?
Jawabnya bisa di bersihkan, ada berbagaimacam cara untuk membersihkanya, bagusnya sih pake gelombang Ultrasonic biar kotoran yang melekat bisa rontok, tapi udah pasti bakal mahal bro klo bersihin pake begituan dan yang ada juga cuman bengkel-benghkel khusus doank (bengkel mobil biasanya), terus bisa ga nih benerin sendiri? , ya bisa donk tapi tetep harus hati hati, cara pembersihannya adalah dengan membersihkan bagian ujung Sensor O2 yang bolong-bolong dengan mengunakan Hamplas halus, INGAT JANGAN MENGGUNAKAN SIKAT KAWAT, loh kenapa ga boleh mengunakan sikat kawat buat bersihinnya, karena klo pake sikat kawat dikhawatirkan bisa merusak lapisan Zyrconium nya rusak, itu loh yang bagian putih di dalem Sensor O2 nya, beda dengan busi yang bisa pake sikat kawat, pokoknya jangan deh ya, atau bisa juga di semprot dengan mengunakan crab cleaner atau cleaner khusus sensor, klo mau nyari cleaner ini banyak ko di toko mobil, cuman harganya cukup lumayan juga kalau buat dipake sendiri,

nah bagitu mungkin artikel paling panjang sepanjang sejarah blog saya ini sampai berhari hari ngetiknya, mengumpulkan informasi lagi dari berbagai sumber yang terpercaya, yah kalau ada salah salah maaf namany juga masih belajar, dan hanya sekedar berbagi pengalaman dan sedikit ilmu yang di punya semoga bisa bermanfaat, dan nantikan lanjutan tentang Sensor O2 ini, di postingan selanjutnya.




4 comments:

  1. Permisi mas, saya mau nanya
    Saya punya xride 115 2014
    Saya kemarin ganti speedometer digital punya KTC. Setelah dipasang semua muncul kode 42 (4 panjang 2 pendek). Saya sudah ganti kabel rpm baru tapi masih saja bgtu. Dan motor seperti mau mati bila gas rendah atau dibawa pas belokan. Kira2 penyebabnya apa ya mas? Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Apakah jika sensor O2 dicek tdk ad tegangan berarti rusak?

    ReplyDelete
  3. sering mati2 an brebet, padahal aki bagus busi bagus apakah kena sensor o2 nya gitu?

    ReplyDelete